Mengenal Sultan Syarif Kasim II, Pahlawan Nasional Dari Siak
Kerajaan Siak sri Indrapura merupakan salah satu kerajaan islam terbesar di indonesia dan sumatra.namun semua itu tak lepas dari pernanan sultan siak ke 12 yakni Sultan Syarif kasim II. Dimana beliau menjadi pahlawan nasional dengan menyumbangkan jiwa raganya untk kemerdekaan bangsa indonesia.
Semua Pahlawan sudah pasti memiliki riwayat hidup yang luar biasa.Sudah seharusnya sebagai warga negara yang baik,kita mengetahui riwayat hidup para pahlwan serta prestasi yang pernah diraihnya.berikut adalah riwayat hidup dari sultan syarif kasim II.
Nasab Keturunan Rasulullah
Nasab Sultan Syarif kasim dari ayah merupakan nasab yang bersambung sampai kepada rasulullah.
Nasab dari Ayah :
Syarif Kasim II bin Hasyim bin Kasim bin Muhammad bin Ahmad bin Usman bin Abdurrahman Banahsan Assegaf.
Masa Kecil
Nama Asli beliau adalah Tengku Sulung Sayed Kasim.Semasa kecilnya sampai dengan berumur 12 tahun, Sayed Kasim dididik dalam lingkungan istana. Sebagai calon pengganti ayahnya yang pada suatu saat nanti. ia dididik sebagaimana lazimnya adat istiadat raja-raja, meliputi aspek fisik, mental spiritual atau kerohanian dan kecerdasan.
Ayahandanya bernama Sultan Syarif Hasyim merupakan seorang sultan yang kuat memegang prinsip Islam, selain itu juga mempunyai pandangan yang luas serta berusaha dalam meningkatkan kemakmuran kerajaan dan kemakmuran rakyat. Baginda ingin yang menggantikannya kelak dapat memimpin kerajaan dengan prinsip Islam dan pengetahuan yang luas. Untuk itu semua, setelah Sayed Kasim berumur 12 tahun yaitu pada tahun 1904 ia dikirim ke Batavia pusat pemerintahan Hindia Belanda pada ketika itu.
Belajar dengan seorang Ulama Habib
Di Batavia, Sayed Kasim melanjutkan pendidikan mengenai pengetahuan hukum Islam kepada Sayed Husein Al-Habsyi yang merupakan ulama besar dan juga termasuk orang pergerakan pada tahun 1908 mulai berkembang di Batavia. Selain belajar mengenai hukum Islam, ia juga menuntut ilmu hukum dan ketatanegaraan dari Prof Snouck Hurgronye dari Institute Beck en Volten. Pengetahuan yang diperolehnya tidaklah menjadikannya sebagai boneka kolonial tetapi sebaliknya malah membuka mata hatinya untuk menentang Belanda.
Selanjutnya, dalam kehidupannya yang sangat berpengaruh adalah ajaran dari Sayed Husein Al-Habsyi hingga ia menjadi pemeluk agama Islam yang taat dan berjiwa kebangsaan yang tinggi. Masa penempaan diri selama 11 tahun dari tahun 1904 sampai tahun 1915 di Batavia yang saat itu selain sebagai pusat pemerintahan kolonial Belanda juga merupakan Pusat Pergerakan Nasional, yang pada waktunya menanamkan pula kepada pemuda Sayed Kasim semangat kesatuan, semangat kemerdekaan dan semangat untuk menentang penjajah.
Baca Juga : Mengenal Sultan Hamid II Alkadri, Perancang Lambang Garuda Pancasila
Diangkat Menjadi Sultan
Saat Sayed Kasim berumur 16 tahun semasa masih menuntut ilmu di Batavia, ayahandanya Sultan Assyaidis Syarif Hasyim Abdul Djailil Syaifuddin mangkat bertepatan tahun 1908 Masehi. Oleh karena itu, Sayed Kasim tidak langsung dinobatkan sebagai raja menggantikan ayahndanya, maka untuk sementara waktu pemerintahan dipegang oleh dua orang pejabat yang mewakili raja yaitu Tengku Besar Sayed Syagaf dan Datuk Lima Puluh selama kurang lebih 7 tahun.
Sekembalinya dari Batavia pada 3 Maret 1915, dalam usia 23 tahun Sayed Kasim dinobatkan menjadi Sultan Kerajaan Siak Sri Indrapura yang ke-12 dengan gelar Sultan Asysyaidis Syarif Kasim Abdul DJalil Syaifuddin.
Pernikahan dan keluarga
Sultan syarif kasim II memiliki beberapa orang istri.Saat menjadi sultan beliau menikah 2 orang istri yang pertama adalah Tengku Syarifah Latifah yang bergerak Tengku Agung.setelah istri pertamanya meninggal,beliau menikah lagi dengan adik istrinya yakni Tengku Syarifah Fadlun yang bergelar Tengku Maharatu.
Setelah tidak menjadi sultan,beliau bermukim beberapa waktu di jakarta dan disitu beliau menikah lagi dengan Syarifah Syifa dan Syarifah Fadlun.
Namun dari pernikahan-pernikahan tersebut, sultan syarif kasim II tidak memperoleh satupun keturunan.
Baca Juga : Mengenal Habib Husein Mutahar, Pencipta Lagu Nasional Dan Pendiri Pramuka
Perjuangan Kemerdekaan
Sejak muda sampai akhir hayatnya Sultan Syarif Kasim II terkenal taat beribadah dan almarhum sangat dicintai rakyatnya.Sultan Syarif Kasim II, sultan dari Kerajaan Melayu yang terkenal penentang pemerintahan Hindia Belanda yang gigih.
Jasa-jasa beliau sebagai patriot Tanah Air tentulah tidak dapat dilupakan begitu saja.Menjelang akhir hayatnya, sultan dalam jasmaninya hidup dalam kesunyian kebesarannya, tetapi hatinya tetap dalam gegap gempitanya derap maju kemerdekaan bangsa dan negaranya.
Sultan Syarif Kasim II merupakan seorang pendukung perjuangan kemerdekaan Indonesia. Tidak lama setelah proklamasi dia menyatakan Kesultanan Siak sebagai bagian wilayah Indonesia, dan dia menyumbang harta kekayaannya sejumlah 13 juta gulden untuk pemerintah republik (setara dengan 151 juta gulden atau € 69 juta Euro pada tahun 2011).
Menjadi Pahlawan Nasional
Sultan Syarif Kasim II meninggal di Rumbai Pekanbaru Riau Pada 23 April 1968 pada saat umur 74 tahun.Pada 6 November 1998 melalui Kepres Nomor 109/TK/1998, Pemerintah Republik Indonesia memberi gelar Pahlawan Nasional kepada almarhum Sultan Syarif Kasim II (Sultan Siak XII) dengan anugerah tanda jasa Bintang Mahaputra Adipradana.
Dijadikan Nama Bandara
Karena Jasa Beliau yang luar biasa,maka nama beliau diabadikan pada sebuah bandara yang bernama BANDARA INTERNASIONAL SULTAN SYARIF KASIM II ( SULTAN SYARIF KASIM II INTERNATIONAL AIRPORT ) yang berlokasi di pekanbaru - riau.
Semua Pahlawan sudah pasti memiliki riwayat hidup yang luar biasa.Sudah seharusnya sebagai warga negara yang baik,kita mengetahui riwayat hidup para pahlwan serta prestasi yang pernah diraihnya.berikut adalah riwayat hidup dari sultan syarif kasim II.
Nasab Keturunan Rasulullah
Nasab Sultan Syarif kasim dari ayah merupakan nasab yang bersambung sampai kepada rasulullah.
Nasab dari Ayah :
Syarif Kasim II bin Hasyim bin Kasim bin Muhammad bin Ahmad bin Usman bin Abdurrahman Banahsan Assegaf.
Masa Kecil
Nama Asli beliau adalah Tengku Sulung Sayed Kasim.Semasa kecilnya sampai dengan berumur 12 tahun, Sayed Kasim dididik dalam lingkungan istana. Sebagai calon pengganti ayahnya yang pada suatu saat nanti. ia dididik sebagaimana lazimnya adat istiadat raja-raja, meliputi aspek fisik, mental spiritual atau kerohanian dan kecerdasan.
Ayahandanya bernama Sultan Syarif Hasyim merupakan seorang sultan yang kuat memegang prinsip Islam, selain itu juga mempunyai pandangan yang luas serta berusaha dalam meningkatkan kemakmuran kerajaan dan kemakmuran rakyat. Baginda ingin yang menggantikannya kelak dapat memimpin kerajaan dengan prinsip Islam dan pengetahuan yang luas. Untuk itu semua, setelah Sayed Kasim berumur 12 tahun yaitu pada tahun 1904 ia dikirim ke Batavia pusat pemerintahan Hindia Belanda pada ketika itu.
Belajar dengan seorang Ulama Habib
Di Batavia, Sayed Kasim melanjutkan pendidikan mengenai pengetahuan hukum Islam kepada Sayed Husein Al-Habsyi yang merupakan ulama besar dan juga termasuk orang pergerakan pada tahun 1908 mulai berkembang di Batavia. Selain belajar mengenai hukum Islam, ia juga menuntut ilmu hukum dan ketatanegaraan dari Prof Snouck Hurgronye dari Institute Beck en Volten. Pengetahuan yang diperolehnya tidaklah menjadikannya sebagai boneka kolonial tetapi sebaliknya malah membuka mata hatinya untuk menentang Belanda.
Selanjutnya, dalam kehidupannya yang sangat berpengaruh adalah ajaran dari Sayed Husein Al-Habsyi hingga ia menjadi pemeluk agama Islam yang taat dan berjiwa kebangsaan yang tinggi. Masa penempaan diri selama 11 tahun dari tahun 1904 sampai tahun 1915 di Batavia yang saat itu selain sebagai pusat pemerintahan kolonial Belanda juga merupakan Pusat Pergerakan Nasional, yang pada waktunya menanamkan pula kepada pemuda Sayed Kasim semangat kesatuan, semangat kemerdekaan dan semangat untuk menentang penjajah.
Baca Juga : Mengenal Sultan Hamid II Alkadri, Perancang Lambang Garuda Pancasila
Diangkat Menjadi Sultan
Saat Sayed Kasim berumur 16 tahun semasa masih menuntut ilmu di Batavia, ayahandanya Sultan Assyaidis Syarif Hasyim Abdul Djailil Syaifuddin mangkat bertepatan tahun 1908 Masehi. Oleh karena itu, Sayed Kasim tidak langsung dinobatkan sebagai raja menggantikan ayahndanya, maka untuk sementara waktu pemerintahan dipegang oleh dua orang pejabat yang mewakili raja yaitu Tengku Besar Sayed Syagaf dan Datuk Lima Puluh selama kurang lebih 7 tahun.
Sekembalinya dari Batavia pada 3 Maret 1915, dalam usia 23 tahun Sayed Kasim dinobatkan menjadi Sultan Kerajaan Siak Sri Indrapura yang ke-12 dengan gelar Sultan Asysyaidis Syarif Kasim Abdul DJalil Syaifuddin.
Pernikahan dan keluarga
Sultan syarif kasim II memiliki beberapa orang istri.Saat menjadi sultan beliau menikah 2 orang istri yang pertama adalah Tengku Syarifah Latifah yang bergerak Tengku Agung.setelah istri pertamanya meninggal,beliau menikah lagi dengan adik istrinya yakni Tengku Syarifah Fadlun yang bergelar Tengku Maharatu.
Setelah tidak menjadi sultan,beliau bermukim beberapa waktu di jakarta dan disitu beliau menikah lagi dengan Syarifah Syifa dan Syarifah Fadlun.
Namun dari pernikahan-pernikahan tersebut, sultan syarif kasim II tidak memperoleh satupun keturunan.
Baca Juga : Mengenal Habib Husein Mutahar, Pencipta Lagu Nasional Dan Pendiri Pramuka
Perjuangan Kemerdekaan
Sejak muda sampai akhir hayatnya Sultan Syarif Kasim II terkenal taat beribadah dan almarhum sangat dicintai rakyatnya.Sultan Syarif Kasim II, sultan dari Kerajaan Melayu yang terkenal penentang pemerintahan Hindia Belanda yang gigih.
Jasa-jasa beliau sebagai patriot Tanah Air tentulah tidak dapat dilupakan begitu saja.Menjelang akhir hayatnya, sultan dalam jasmaninya hidup dalam kesunyian kebesarannya, tetapi hatinya tetap dalam gegap gempitanya derap maju kemerdekaan bangsa dan negaranya.
Sultan Syarif Kasim II merupakan seorang pendukung perjuangan kemerdekaan Indonesia. Tidak lama setelah proklamasi dia menyatakan Kesultanan Siak sebagai bagian wilayah Indonesia, dan dia menyumbang harta kekayaannya sejumlah 13 juta gulden untuk pemerintah republik (setara dengan 151 juta gulden atau € 69 juta Euro pada tahun 2011).
Menjadi Pahlawan Nasional
Sultan Syarif Kasim II meninggal di Rumbai Pekanbaru Riau Pada 23 April 1968 pada saat umur 74 tahun.Pada 6 November 1998 melalui Kepres Nomor 109/TK/1998, Pemerintah Republik Indonesia memberi gelar Pahlawan Nasional kepada almarhum Sultan Syarif Kasim II (Sultan Siak XII) dengan anugerah tanda jasa Bintang Mahaputra Adipradana.
Dijadikan Nama Bandara
Karena Jasa Beliau yang luar biasa,maka nama beliau diabadikan pada sebuah bandara yang bernama BANDARA INTERNASIONAL SULTAN SYARIF KASIM II ( SULTAN SYARIF KASIM II INTERNATIONAL AIRPORT ) yang berlokasi di pekanbaru - riau.